Senin, 29 Desember 2008

Sebuah Refleksi



Satu kata yang bisa diungkapkan apabila merefleksikan tahun 2008 ini,primordialisme. ternyata bangsa kita belum dewasa menghadapi kehidupan yang plural. Kita belum sadar akan pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, saling hormat-menghormati antara satu dengan yang lain penuh cinta.

Begitu juga dengan orang-orang bersorban yang mengatasnamakan dirinya para mujahid-mujahid yang nantinya akan masuk surga.


Ya.. memang dalam jiwa dan darah "mereka" tertanam falsafah sebagai berikut :

Allah Ghoyatuna
Al-qur'an Dusturuna
Ar-rosul Qudwatuna

Al-Jihad Fissabiluna


Tapi mereka salah artikan dan menambah kebringasan meraka, dalam benak dan sanubari mereka sepertinya hanya terpampang satu kata, perang. Kata-kata di atas hanya tertera pada jaket hitam berbenderakan palestina yang dipakai oleh para aktivis.

Islam penuh dengan cinta dan kasih sayang, aku bingung gimana Islam bisa menyebar dulunya kalau seandaninya wajah-wajah para petingginya seperti wajah-wajah orang-orang di salah satu ormas Islam yang terkenal itu, begitu seram, menakutkan sepertinya di kening mereka hanya terpampang kata-kata perang.


Jawaban dari semua itu adalah, kita masih anak-anak. Belum dewasa dalam menyikapi segala realita yang ada di negara kita, pluralisme. Namanya saja ormas keagamaan dan berasaskan tauhid agama, tetapi tindakannya kesukuan, primordialisme dengan bumbu kekerasan.

Semoga di tahun 2009 kita lebih sadar akan realita yang ada, tidak seperti anak kecil yang merengek seolah-olah dunia harus seperti apa yang mereka andai-andaikan.


Bung...kita Indonesia, ini relita, sadarlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar